Rabu, 06 Juni 2012
Opini
Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Sejak
Dini
Oleh : Jamilludin, S. Sos. I
Sejatinya
institusi sekolah merupakan tempat menggali ilmu dan mengembangkan potensi
siswa baik bidang akademik maupun skill yang
dimiliki. Seiring itu, Lahirnya lembaga sekolah swasta, saat ini merupakan Terlebih
Sekolah Dasar (SD) Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan
pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng,
dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan
berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan. Berperilaku yang baik dalam
keluarga amat penting bagi pertumbuhan sikap anak selanjutnya. Dari kecil sudah
terbiasa menghormat orang tua atau orang yang lebih tua, misalnya : jalan
sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua dan dengan sopan mengucap : nuwun
sewu ( permisi), nderek langkung ( perkenankan lewat sini).
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan santun untuk menghormat orang lain.
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan santun untuk menghormat orang lain.
Sejak ditaman
bermain/Play group, TK,SD, anak diperkenankan dan dibiasakan
bersosialisasi, ditanamkan etika, sopan santun, kebersihan, rasa kebersamaan,
rasa kebersamaan dialam sebagai satu kesatuan kosmos, ditanamkan rasa
solidaritas dan kasih sayang demi keselarasan, keseimbangan dan perdamaian.
Dalam keadaan sulit seperti apapun, tentu ada jalan keluarnya, tidak semua orang bersifat jelek, tidak semua pemimpin lupa diri, ada masih anak bangsa yang berkwalitas, jujur, pandai, trampil, trengginas,berani hidup sederhana, dalam perilaku dan tindakannya didasari nurani dan berkah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Inilah anak bangsa, satria bangsa yang mumpuni dan akan mrantasi gawe, mengentaskan bangsa dan negara ini dari keterpurukan dan membawa kekehidupan yang lebih baik , sejahtera, aman, adil dan makmur.
Kalau kita merenung dengan hening, berbicara dengan nurani, tiada sedikit keraguan bahwasanya Budi Pekerti yang sarat dengan ajaran luhur moral dan etika dan kepasrahan kepada Tuhan, merupakan resep mujarab supaya bangsa dan negara terlepas dari segala keruwetan yang dihadapi ( Ngudari ruwet rentenge bangsa lan negara ).
Krisis yang dihadapi akan ditanggulangi dengan baik bila kita semua, terutama mereka yang menjadi pemimpin, priyayi, birokrat, dengan sadar dan mantap, melaksanakan semua tindakan dengan dasar budi pekerti.
Budi Pekerti yang merupakan kearifan lokal, pada dasarnya mengandung nilai-nilai universal.
Budi Pekerti akan membangkitkan kepribadian yang berkwalitas : tanggap ( peka), tatag ( tahan uji), dan tanggon ( dapat diandalkan).
Dalam keadaan sulit seperti apapun, tentu ada jalan keluarnya, tidak semua orang bersifat jelek, tidak semua pemimpin lupa diri, ada masih anak bangsa yang berkwalitas, jujur, pandai, trampil, trengginas,berani hidup sederhana, dalam perilaku dan tindakannya didasari nurani dan berkah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Inilah anak bangsa, satria bangsa yang mumpuni dan akan mrantasi gawe, mengentaskan bangsa dan negara ini dari keterpurukan dan membawa kekehidupan yang lebih baik , sejahtera, aman, adil dan makmur.
Kalau kita merenung dengan hening, berbicara dengan nurani, tiada sedikit keraguan bahwasanya Budi Pekerti yang sarat dengan ajaran luhur moral dan etika dan kepasrahan kepada Tuhan, merupakan resep mujarab supaya bangsa dan negara terlepas dari segala keruwetan yang dihadapi ( Ngudari ruwet rentenge bangsa lan negara ).
Krisis yang dihadapi akan ditanggulangi dengan baik bila kita semua, terutama mereka yang menjadi pemimpin, priyayi, birokrat, dengan sadar dan mantap, melaksanakan semua tindakan dengan dasar budi pekerti.
Budi Pekerti yang merupakan kearifan lokal, pada dasarnya mengandung nilai-nilai universal.
Budi Pekerti akan membangkitkan kepribadian yang berkwalitas : tanggap ( peka), tatag ( tahan uji), dan tanggon ( dapat diandalkan).
Derasnya arus
informasi saat ini membawa dampak positif, juga negatif. Melalui media yang
berkembang siapa pun, kapan pun dan dimanapun berada bisa dengan cepat
mengaksesnya. budaya lokal akibat terlalu derasnya moderinme dan ketatnya
memahami puritanisme. Modernisme mengikis budaya lokal menjadi kebarat-baratan,
sedangkan puritanisme sering menganggap budaya sebagai praktik sinkretis yang
harus dihindari. Padahal, menrurutnya, sepanjang tidak bertentangan dengan
agama, budaya lokal harus selalu dibangun untuk membangkitkan karakter anak
bangsa.
Kearifan lokal berkaitan dengan etika dan sopan
santun berkehidupan. Lokal maksudnya bercermin pada lingkungan sekitar. Sejak
kecil ortu sudah harus menanamkan bentuk-bentuk kearifan dalam berhubungan,
baik dengan sesama manusia atau alam. Jadilah seorang anak dibekali sopan
santun adat setempat. Bagaimana cara balas salam atau bagaimana jika ditanya
orang. Bentuk kearifan lokal tentu berbeda-beda. Anak pantai berbeda sikap
dengan anak gunung. Anak kota beda pandangan dengan anak desa. Kearifan lokal (local
genius/local wisdom) merupakan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil
adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang
dikomunikasikan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal dengan demikian
merupakan pengetahuan lokal yang digunakan oleh masyarakat lokal untuk bertahan
hidup dalam suatu lingkungannya yang menyatu dengan sistem kepercayaan, norma,
budaya dan diekspresikan di dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka
waktu yang lama. Proses regenerasi kearifan local dilakukan melalui tradisi
lisan (cerita rakyat) dan karya-karya sastra, seperti babad, suluk, tembang,
hikayat, lontarak dan lain sebagainya (Restu Gunawan, 2008).
Sedangkan menurut Tim Sintesis Kebijakan
(www.Wikapedia.com) mengatakan; Kayakinan tradisional mengandung sejumlah besar
data empiris yang berhubungan dengan fenomena, proses dan sejarah perubahan
lingkungan sehingga membawa implikasi bahwa system pengetahuan tradisional
dapat memberikan gambaran informasi yang berguna bagi perencanaan dan proses
pembangunan. Keyakinan tradisional dipandang sebagai kearifan budaya
lokal (indigenous knowledge), dan merupakan sumber informasi
empiris dan pengetahuan penting yang dapat ditingkatkan untuk melengkapi dan
memperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah. Kearifan budaya atau masyarakat
merupakan kumpulan pengetahuan dan cara berpikir yang berakar dalam
kebudayaan suatu etnis, yang merupakan hasil pengamatan dalam kurun waktu yang
panjang. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran tentang anggapan
masyarakat yang bersangkutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kualitas
lingkungan manusia, serta hubungan-hubungan manusia dan lingkungan alamannya.
Rasa bangga akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal seharusnya mulai dipupuk
sejak dini untuk menghindari krisis identitas dan jati diri generasi muda.
Nilai-nilai primordial tidak selalu berarti
bersikap eksklusif dan memandang segala hal secara konservatif tanpa menerima
nilai budaya lain. Berideologi lokal berarti menjadikan nilai-nilai lokal
sebagai filter dalam menerima nilai budaya asing. Berkearifan lokal juga
berarti bersikap terbuka dan terus menerima masukan dari budaya manapun dalam
rangka memperkaya dan mengaktualisasikan nilai-nilai budaya lokal.
Pemuda yang telah mengenal dan mengadopsi
nilai-nilai kearifan lokal sejak dini akan menggunakannya sebagai pisau
analisis dalam membedah dan memisahkan unsur nilai dari unsur teknologi. Ia
akan bisa menentukan mana hal yang perlu diadopsi dan mana yang perlu
dintinggalkan. Ia akan selalu bersikap kritis dalam menyikapi setiap fenomena
yang dihadapinya. Dengan identitas yang jelas, pemuda semacam ini tidak akan
mudah mengekor dan ikut-ikutan mengadopsi nilai budaya lain. Sehingga, ia akan
tetap menjadi manusia Indonesia modern berciri lokal.
Selain terjaminnya nasionalisme pemuda, identitas
yang jelas juga akan memberikan rasa percaya diri kepada generasi muda untuk
membawa dan memperkenalkan partikularitas yang melekat kuat pada tradisi bangsa
dalam pergaulan internasional. Nantinya ciri khusus ini akan tersebar, dikenal
dan dihargai sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia. Dengan begitu,
Indonesia akan punya kharisma dan nilai khusus yang bisa dibanggakan di mata
dunia internasional.
*Penulis adalah Guru SD Tumbuh Yogyakarta,
beralamat di Krapyak Rt. 03 Sewon Bantul DIY 55188 Hp. 085868464260
Selasa, 03 April 2012
Catatan Malak 2012
Yogyakarta, Pengurus Ikamasi-Yogyakarta 2011-2012 mengadakan masa
latihan kader (MALAK) pada 17-18 Maret 2012. Tidak berbeda dengan
kegiatan sebelumnya, karena MALAK merupakan agenda rutin tahunan.
Saat mengisi sesi Ke-Ikamasian, karena badalin (menggantikan,-red) Bang
Bhayu Sulistiawan Abu Abbad di hadapan peserta Malak saya menyampaikan
materi membawa harapan agar kader yang sekarang
bisa mengerti dengan kondisi sejarah Ikamasi, seperti kata bung karno
"jangan sekali-kali melupakan sejarah". Sesi ini di mulai sekitar pukul
16.30, di awal saya menampilkan materi melalui slide (powerpoint) materi
ini dulu disusun oleh Bang Ali, lalu dikembangkan oleh Bang Bhayu.
Ketika sesi tanya-jawab dibuka oleh Ihya sebagai moderator, langsung di
sambut dengan beragam pertanyaan. Secara umum, saya coba rangkum
beberapa pertanyaan, diantaranya :
1. Bagaimana kondisi ke-eratan Ikamasers di awal berdirinya Ikamasi baik dari segi kegiatan maupun hubungan persaudaraannya
2. Apakah Ikamasi pernah ngadain kegiatan sifatnya sosial maupun turnamen khusus di Bekasi
3. Kenapa ada dualisme antara "anak bekasi" di Jogja ?
4. Siapa yang menciptakan slogan Ikamasi (Solid di perantaoan berkarya untuk Bekasi)
5. Apakah selama ini Pemda memberikan beasiswa bagi mahasiswa Bekasi yang ada di Jogja
6. Kenapa momen Halal Bi Halal tidak dicoba diadakan di rumah Ikamasers
yang berada di daerah pelosok (contohnya: Pebayuran, Cabangbungin, ama
tambelang) kecuali Cibogo-Cibarusah tempat kelahiran saya (kan itu mah
udah jadi Kota.....,,,, he....)
7. Seperti apa kegiatan yang di
laksanakan Forum Alumni Ikamasi di Bekasi, selain acara yang di
tampilkan di slide (saat mengundang adie massardi)
8. Di Ikamasi kan ada LSO, salahsatunya Bekaspala. programnya apa aja?
9. Ada harapan dari Ikamasers, agar Ikamasi bisa mengadakan diskusi kedaerahan untuk menambah wawasan Bekasi...
mengakhiri sesi, panitia mengajak Ikamasers sholat maghrib berjama'ah
di Masjid warga setempat,,, dan berdo'a untuk kesolidan-kejayaan Ikamasi
kini dan mustaqbal.
(Jamil Uja)
Langganan:
Postingan (Atom)