Jamil Uja
Selasa, 02 April 2013
Rabu, 06 Juni 2012
Opini
Menanamkan Nilai Kearifan Lokal Sejak
Dini
Oleh : Jamilludin, S. Sos. I
Sejatinya
institusi sekolah merupakan tempat menggali ilmu dan mengembangkan potensi
siswa baik bidang akademik maupun skill yang
dimiliki. Seiring itu, Lahirnya lembaga sekolah swasta, saat ini merupakan Terlebih
Sekolah Dasar (SD) Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan
pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng,
dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan
berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan. Berperilaku yang baik dalam
keluarga amat penting bagi pertumbuhan sikap anak selanjutnya. Dari kecil sudah
terbiasa menghormat orang tua atau orang yang lebih tua, misalnya : jalan
sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua dan dengan sopan mengucap : nuwun
sewu ( permisi), nderek langkung ( perkenankan lewat sini).
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan santun untuk menghormat orang lain.
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan santun untuk menghormat orang lain.
Sejak ditaman
bermain/Play group, TK,SD, anak diperkenankan dan dibiasakan
bersosialisasi, ditanamkan etika, sopan santun, kebersihan, rasa kebersamaan,
rasa kebersamaan dialam sebagai satu kesatuan kosmos, ditanamkan rasa
solidaritas dan kasih sayang demi keselarasan, keseimbangan dan perdamaian.
Dalam keadaan sulit seperti apapun, tentu ada jalan keluarnya, tidak semua orang bersifat jelek, tidak semua pemimpin lupa diri, ada masih anak bangsa yang berkwalitas, jujur, pandai, trampil, trengginas,berani hidup sederhana, dalam perilaku dan tindakannya didasari nurani dan berkah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Inilah anak bangsa, satria bangsa yang mumpuni dan akan mrantasi gawe, mengentaskan bangsa dan negara ini dari keterpurukan dan membawa kekehidupan yang lebih baik , sejahtera, aman, adil dan makmur.
Kalau kita merenung dengan hening, berbicara dengan nurani, tiada sedikit keraguan bahwasanya Budi Pekerti yang sarat dengan ajaran luhur moral dan etika dan kepasrahan kepada Tuhan, merupakan resep mujarab supaya bangsa dan negara terlepas dari segala keruwetan yang dihadapi ( Ngudari ruwet rentenge bangsa lan negara ).
Krisis yang dihadapi akan ditanggulangi dengan baik bila kita semua, terutama mereka yang menjadi pemimpin, priyayi, birokrat, dengan sadar dan mantap, melaksanakan semua tindakan dengan dasar budi pekerti.
Budi Pekerti yang merupakan kearifan lokal, pada dasarnya mengandung nilai-nilai universal.
Budi Pekerti akan membangkitkan kepribadian yang berkwalitas : tanggap ( peka), tatag ( tahan uji), dan tanggon ( dapat diandalkan).
Dalam keadaan sulit seperti apapun, tentu ada jalan keluarnya, tidak semua orang bersifat jelek, tidak semua pemimpin lupa diri, ada masih anak bangsa yang berkwalitas, jujur, pandai, trampil, trengginas,berani hidup sederhana, dalam perilaku dan tindakannya didasari nurani dan berkah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang . Inilah anak bangsa, satria bangsa yang mumpuni dan akan mrantasi gawe, mengentaskan bangsa dan negara ini dari keterpurukan dan membawa kekehidupan yang lebih baik , sejahtera, aman, adil dan makmur.
Kalau kita merenung dengan hening, berbicara dengan nurani, tiada sedikit keraguan bahwasanya Budi Pekerti yang sarat dengan ajaran luhur moral dan etika dan kepasrahan kepada Tuhan, merupakan resep mujarab supaya bangsa dan negara terlepas dari segala keruwetan yang dihadapi ( Ngudari ruwet rentenge bangsa lan negara ).
Krisis yang dihadapi akan ditanggulangi dengan baik bila kita semua, terutama mereka yang menjadi pemimpin, priyayi, birokrat, dengan sadar dan mantap, melaksanakan semua tindakan dengan dasar budi pekerti.
Budi Pekerti yang merupakan kearifan lokal, pada dasarnya mengandung nilai-nilai universal.
Budi Pekerti akan membangkitkan kepribadian yang berkwalitas : tanggap ( peka), tatag ( tahan uji), dan tanggon ( dapat diandalkan).
Derasnya arus
informasi saat ini membawa dampak positif, juga negatif. Melalui media yang
berkembang siapa pun, kapan pun dan dimanapun berada bisa dengan cepat
mengaksesnya. budaya lokal akibat terlalu derasnya moderinme dan ketatnya
memahami puritanisme. Modernisme mengikis budaya lokal menjadi kebarat-baratan,
sedangkan puritanisme sering menganggap budaya sebagai praktik sinkretis yang
harus dihindari. Padahal, menrurutnya, sepanjang tidak bertentangan dengan
agama, budaya lokal harus selalu dibangun untuk membangkitkan karakter anak
bangsa.
Kearifan lokal berkaitan dengan etika dan sopan
santun berkehidupan. Lokal maksudnya bercermin pada lingkungan sekitar. Sejak
kecil ortu sudah harus menanamkan bentuk-bentuk kearifan dalam berhubungan,
baik dengan sesama manusia atau alam. Jadilah seorang anak dibekali sopan
santun adat setempat. Bagaimana cara balas salam atau bagaimana jika ditanya
orang. Bentuk kearifan lokal tentu berbeda-beda. Anak pantai berbeda sikap
dengan anak gunung. Anak kota beda pandangan dengan anak desa. Kearifan lokal (local
genius/local wisdom) merupakan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil
adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang
dikomunikasikan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal dengan demikian
merupakan pengetahuan lokal yang digunakan oleh masyarakat lokal untuk bertahan
hidup dalam suatu lingkungannya yang menyatu dengan sistem kepercayaan, norma,
budaya dan diekspresikan di dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam jangka
waktu yang lama. Proses regenerasi kearifan local dilakukan melalui tradisi
lisan (cerita rakyat) dan karya-karya sastra, seperti babad, suluk, tembang,
hikayat, lontarak dan lain sebagainya (Restu Gunawan, 2008).
Sedangkan menurut Tim Sintesis Kebijakan
(www.Wikapedia.com) mengatakan; Kayakinan tradisional mengandung sejumlah besar
data empiris yang berhubungan dengan fenomena, proses dan sejarah perubahan
lingkungan sehingga membawa implikasi bahwa system pengetahuan tradisional
dapat memberikan gambaran informasi yang berguna bagi perencanaan dan proses
pembangunan. Keyakinan tradisional dipandang sebagai kearifan budaya
lokal (indigenous knowledge), dan merupakan sumber informasi
empiris dan pengetahuan penting yang dapat ditingkatkan untuk melengkapi dan
memperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah. Kearifan budaya atau masyarakat
merupakan kumpulan pengetahuan dan cara berpikir yang berakar dalam
kebudayaan suatu etnis, yang merupakan hasil pengamatan dalam kurun waktu yang
panjang. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran tentang anggapan
masyarakat yang bersangkutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kualitas
lingkungan manusia, serta hubungan-hubungan manusia dan lingkungan alamannya.
Rasa bangga akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal seharusnya mulai dipupuk
sejak dini untuk menghindari krisis identitas dan jati diri generasi muda.
Nilai-nilai primordial tidak selalu berarti
bersikap eksklusif dan memandang segala hal secara konservatif tanpa menerima
nilai budaya lain. Berideologi lokal berarti menjadikan nilai-nilai lokal
sebagai filter dalam menerima nilai budaya asing. Berkearifan lokal juga
berarti bersikap terbuka dan terus menerima masukan dari budaya manapun dalam
rangka memperkaya dan mengaktualisasikan nilai-nilai budaya lokal.
Pemuda yang telah mengenal dan mengadopsi
nilai-nilai kearifan lokal sejak dini akan menggunakannya sebagai pisau
analisis dalam membedah dan memisahkan unsur nilai dari unsur teknologi. Ia
akan bisa menentukan mana hal yang perlu diadopsi dan mana yang perlu
dintinggalkan. Ia akan selalu bersikap kritis dalam menyikapi setiap fenomena
yang dihadapinya. Dengan identitas yang jelas, pemuda semacam ini tidak akan
mudah mengekor dan ikut-ikutan mengadopsi nilai budaya lain. Sehingga, ia akan
tetap menjadi manusia Indonesia modern berciri lokal.
Selain terjaminnya nasionalisme pemuda, identitas
yang jelas juga akan memberikan rasa percaya diri kepada generasi muda untuk
membawa dan memperkenalkan partikularitas yang melekat kuat pada tradisi bangsa
dalam pergaulan internasional. Nantinya ciri khusus ini akan tersebar, dikenal
dan dihargai sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia. Dengan begitu,
Indonesia akan punya kharisma dan nilai khusus yang bisa dibanggakan di mata
dunia internasional.
*Penulis adalah Guru SD Tumbuh Yogyakarta,
beralamat di Krapyak Rt. 03 Sewon Bantul DIY 55188 Hp. 085868464260
Selasa, 03 April 2012
Catatan Malak 2012
Yogyakarta, Pengurus Ikamasi-Yogyakarta 2011-2012 mengadakan masa
latihan kader (MALAK) pada 17-18 Maret 2012. Tidak berbeda dengan
kegiatan sebelumnya, karena MALAK merupakan agenda rutin tahunan.
Saat mengisi sesi Ke-Ikamasian, karena badalin (menggantikan,-red) Bang
Bhayu Sulistiawan Abu Abbad di hadapan peserta Malak saya menyampaikan
materi membawa harapan agar kader yang sekarang
bisa mengerti dengan kondisi sejarah Ikamasi, seperti kata bung karno
"jangan sekali-kali melupakan sejarah". Sesi ini di mulai sekitar pukul
16.30, di awal saya menampilkan materi melalui slide (powerpoint) materi
ini dulu disusun oleh Bang Ali, lalu dikembangkan oleh Bang Bhayu.
Ketika sesi tanya-jawab dibuka oleh Ihya sebagai moderator, langsung di
sambut dengan beragam pertanyaan. Secara umum, saya coba rangkum
beberapa pertanyaan, diantaranya :
1. Bagaimana kondisi ke-eratan Ikamasers di awal berdirinya Ikamasi baik dari segi kegiatan maupun hubungan persaudaraannya
2. Apakah Ikamasi pernah ngadain kegiatan sifatnya sosial maupun turnamen khusus di Bekasi
3. Kenapa ada dualisme antara "anak bekasi" di Jogja ?
4. Siapa yang menciptakan slogan Ikamasi (Solid di perantaoan berkarya untuk Bekasi)
5. Apakah selama ini Pemda memberikan beasiswa bagi mahasiswa Bekasi yang ada di Jogja
6. Kenapa momen Halal Bi Halal tidak dicoba diadakan di rumah Ikamasers
yang berada di daerah pelosok (contohnya: Pebayuran, Cabangbungin, ama
tambelang) kecuali Cibogo-Cibarusah tempat kelahiran saya (kan itu mah
udah jadi Kota.....,,,, he....)
7. Seperti apa kegiatan yang di
laksanakan Forum Alumni Ikamasi di Bekasi, selain acara yang di
tampilkan di slide (saat mengundang adie massardi)
8. Di Ikamasi kan ada LSO, salahsatunya Bekaspala. programnya apa aja?
9. Ada harapan dari Ikamasers, agar Ikamasi bisa mengadakan diskusi kedaerahan untuk menambah wawasan Bekasi...
mengakhiri sesi, panitia mengajak Ikamasers sholat maghrib berjama'ah
di Masjid warga setempat,,, dan berdo'a untuk kesolidan-kejayaan Ikamasi
kini dan mustaqbal.
(Jamil Uja)
Kamis, 03 November 2011
Kedahsyatan Wudhu
Rahasia Dahsyatnya Wudhu
Judul Buku : Kedahsyatan Wudhu Penghapus Dosa
Penulis : Drs. Moehari Kardjono
Penerbit : Galangpress, Yogyakarta
Cetakan : I 2009
Tebal : 152 Halaman
Peresensi : Jamiludin*)
Islam agama yang mengajarkan kepada kesucian (at
thohuur), hal ini berlaku kepada setiap muslim baik laki-laki atau
perempuan, muda atau sepuh. Dalam tuntunannya ajaran Islam memerintahkan
kepada setiap muslim untuk berlaku hidup bersih, sebagaimana tertuang dalam
surat Al Baqarah ayat 222 : ”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri”. Tuntunan ini
dikuatkan oleh Sunnah Rasululloh Saw dalam haditsnya Nabi bersabda : annadzofatu
minal iman (kebersihan (suci) adalah sebagian daripada iman).
Wujud kesucian bagi setiap muslim salahsatunya
ialah ketika akan melaksanakan sholat, terlebih dahulu diperintah untuk
melaksanakan wudhu, karena itu merupakan syarat sahnya shalat, artinya saat
hendak ”berkomunikasi” dengan Sang Khalik setiap mukmin memiliki kesucian lahir
dan bathin, dengan cara wudhu yang tartib. Wudhu adalah sarana bagi
seorang hamba untuk menjaga kesucian diri baik fisik maupun psikis. Karenanya,
Alloh Swt menjanjikan bahwa Dia Yang Maha Pemurah berkenan menghapuskan dosa
orang yang mengerjakan wudhu dengan sungguh-sungguh dan khusyuk, jika dilakukan
dengan mengikuti sunnah Rasululloh Saw. Tetesan air wudhu dapat mengugurkan
dosa pelakunya. (Hal. 37)
Buku berjudul Kedahsyatan Wudhu Penghapus Dosa, menjelaskan
manfaat dari wudhu, menuntun untuk senantiasa menjaga wudhu (dawam ul wudhu),
mengungkap rahasia keajaiban wudhu dari tetesan air wudhu yang meresap dalam
tubuh, menjadi pelebur dosa-dosa yang dilakukan. Secara sistematis buku ini dilengkapi
dengan penjelasan jenis air yang sah untuk dipakai wudhu. Drs. Moehari Kardjono
penulis buku ini juga menguraikan tata cara wudhu dan manfaat wudhu dalam
konteks dunia kesehatan kaitannya media
wudhu ialah air.
Air wudhu yang meresap masuk ke dalam tubuh kita
akan mempengaruhi dan memperbaiki air-air tubuh (termasuk air dalam otak) kita
yang sempat menjadi keruh karena aktivitas kita sehari-hari. Selain itu setiap
usai berwudhu kita diajarkan senantiasa untuk berdoa atas nama Alloh Swt. Ini
akan menjadi semacam mantra ampuh yang dapat mengubah struktur air yang akan di
usapkan ke tubuh kita, agar dapat menjadi pembersih yang baik dan menyucikan
diri kita.
Masaru Emoto dalam bukunya berjudul The Hidden
Message of Water dan The True Power of Water telah membahas mengenai
rahasia-rahasia dan kekuatan yang ada pada air.
Bahwa partikel-partikel air dapat merespon, memahami, menangkap segala
jenis bentuk komunikasi. Ketika aktivitas wudhu dilakukan maka saat itu pula
do’a menyertainya, secara otomatis air itu memberi efek yang positif atas
reaksi do’a yang dibaca. Dalam konteks medis, aktivitas wudhu memberikan
kesehatan bagi tubuh. Menurut Dr. Magomedov, asisten pada lembaga General
Hygiene and Ecology (Kesehatan Umum dan Ekologi) di Daghestan State Medical
Academy, menjelaskan dalam artikelnya diketahui bahwa wudhu dapat
menstimulasi/merangsang irama tubuh alami.
Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan
jutaan syaraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit. Guyuran air wudhu
dalam konsep pengobatan modern adalah laksana hydromassage alias pemijatan
dengan memanfaatkan air sebagai alat massage dan media penyembuhan.Membasuh
area wajah misalnya, pijatan air akan memberi efek positif pada usus, ginjal,
dan sistem saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri memiliki efek positif
pada kelenjar pituitari, otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin (kelenjar
yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan). Di telinga terdapat ratusan titik biologis
yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit. Kemudian di sela-sela
jari terdapat banyak sekali ujung-ujung serabut saraf. (Hal. 50)
Wudhu bukan sekedar ritual mengusapkan air ke
anggota tubuh, namun di balik itu ternyata wudhu menjadi sarana menyucikan hati
dan fikiran, serta melebur dosa-dosa yang telah diperbuat. Ketika melakukan
niat, dengan niat yang sungguh-sungguh dengan penuh ketundukkan, berarti telah
membersihkan diri dari dosa ’Aqidiyyah (dosa yang masuk dalam kategori
aqidah) dan dosa Khuluqiyyah (dosa yang berkaitan dengan akhlak),
kemudian membasuh wajah misalnya, bersama itu gugurlah dosa-dosa syahwat yang
telah di perbuat oleh wajah dan mata. Hal ini tentunya harus disertai dengan
kualitas wudhu yang dilakukan dengan do’a yang dilafalkan serta tartib. Sebagaimana
sabda Nabi Muhammad Saw : ”Barangsiapa yang berwudhu dan ia membaguskan
wudhunya, maka akan keluarlah segala kesalahan dari tubuhnya, hingga dari balik
kuku-kukunya.” (HR. Muslim).
Manfaat lainnya bagi orang dapat dengan senantiasa
menjaga wudhu (dawam al wudhu) jiwa dan raganya akan selalu mendapatkan
cahaya illahi, karena memiliki wudhu ia akan merasa mendapat bimbingan
dan pengawasan dari sang khaliq. Sehingga dapat memberikan ketenangan,
keceriaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat terhindar dari perbuatan dosa.
*Penulis adalah Pustakawan Kodama - Yogyakarta,
Alamat Jl. KH. Ali Maksum No. 04 Krapyak Sewon Bantul. Telp. 085 868 464 260
Dahsyatnya Ayat-ayat Pembuka Pintu Rezeki
Hidup Kaya Dengan Banyak Amal
Judul Buku : Dahsyatnya Ayat-ayat Pembuka Pintu Rezeki
Penulis : Muhammad Hanafiyah
Penerbit : Mutiara Media, Yogyakarta
Cetakan : April 2009
Tebal : 119 Halaman
Peresensi : Jamilludin*)
Sudah menjadi
maklum bahwa kehidupan, jodoh, rezeki, dan kematian adalah kehendak Tuhan yang telah
digariskan pada setiap manusia yang mendiami alam semesta ini. Namun, sebagai
manusia yang manjadi ciptaan Alloh subhanahu wa’ ta’ala paling sempurna
yang dibekali dengan akal fikiran, kemampuan, dan keterampilannya tentunya
setiap garis kehidupan bisa dirubah, meskipun garis kehidupan adalah rahasia
Alloh subhanahu wa’ ta’ala. Fenomena saat ini banyak orang percaya
terhadap ramalan-ramalan yang berharap bisa merubah nasibnya secara instant,
sebenarnya mengantarkan kepada kemusyrikan. Belum lagi dengan tayangan
televisi yang menampilkan bermacam kuis untuk meraih jutaan uang dengan waktu
sekejap, sebenarnya telah mendidik kepada para pemirsanya untuk malas bekerja.
Selain itu,
adanya cobaan dalam kehidupan sering “membutakan” manusia sehingga ia
beranggapan Alloh tidak adil dalam urusan nasibnya. Sebenarnya seberapapun
cobaan, kemiskinan, penderitaan, atau kesulitan hidup yang diderita, bukan
berarti Alloh subhanahu wa’ ta’ala tidak sayang atau pelit kepada kita.
Akan tetapi , tak lain supaya kita menjadi manusia yang bertaqwa dan pandai
bersyukur, karena pada dasarnya setiap ujian (Imtihan) baik itu berupa
bencana, kebangkrutan usaha, susahnya mencari pekerjaan semata-mata adalah
menguji manusia sejauh mana kualitas keimanannya. Bagi orang yang bertaqwa
Alloh subhanahu wa’ ta’ala akan membukakan pintu rezeki baginya, dan
bagi orang yang pandai bersyukur akan ditambahkan rahmat baginya.
Buku berjudul
Dahsyatnya Ayat-ayat Pembuka Pintu Rezeki memberikan resep bagaimana agar dalam
setiap usaha yang kita lakukan tidak hanya berorientasi pada kebutuhan materi
saja, akan tetapi diarahkan pada peningkatan kesadaran spiritual dengan mengamalkan
“kedahsyatan” ayat-ayat Al Qur’an. Muhammad Hanafiyah, penulis buku ini
menguraikan secara rinci dalam bentuk tuntunan do’a untuk membuka pintu rezeki
dari Alloh subhanahu wa’ ta’ala.
Sebagai upaya
membuka pintu rezeki, selain perlu kerja keras kita perlu membangun kecerdasan
emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual dengan melakukan
amalan hasanah (yang baik). Watak manusia yang selalu “rakus”
terkadang menjadikan sosok manusia yang lupa untuk bersyukur atas nikmat yang
diberikan dalam kehidupannya. Dalam
surat Ibrahim ayat 7 dijelaskan “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan-Mu
memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka seungguhnya azab-Ku
sangat pedih”. (Hal. 14)
Idealnya setiap
manusia mendambakan kehidupan yang mapan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam
menjalani kehidupannya. Sehingga yang menjadi ukurannya ialah terpenuhinya
kebutuhan lahir dan bathin terwujudnya suasana yang penuh kedamaian, sahabat
dan keluarga yang saling mengasihi serta harta benda yang melimpah. Rasululloh
pun mengajarkan kepada segenap ummatnya agar giat bekerja untuk menjemput rizki
dari Alloh, dan memerintahkan dari kehidupan yang penuh kefakiran, dalam
sabdanya : “Kaadal faqru an yakuuna kufran” kefakiran, kemiskinan akan
membawa kepada kekufuran.
Untuk menambah
terbukanya pintu rezeki maka perlu dibarengi dengan amalan kontinyu
(terus-menerus) salah satunya dengan mengamalkan do’a. Ibarat sebuah pisau
semakin sering diasah, maka semakin tajam, sama halnya dengan do’a. Do’a yang
selalu diamalkan rutin (istiqomah) dan diikuti dengan rajin bekerja maka akan
memperlebar pintu rezeki bagi setiap pengamalnya. Buku ini juga memberikan resep
dengan tuntunan do’a-do’a yang dinukilkan dari Al Qur’an untuk pembuka pintu
rezeki.
Berdo’a adalah
ciri khas orang mukmin. Bahkan Rasululloh bersabda bahwa do’a merupakan inti
ibadah. “Do’a itu inti ibadah” (HR. Turmudzi dari Anas bin Malik). Do’a
merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri kepada Alloh subhanahu wa’
ta’ala mengabulkan sesuatu yang kita inginkan. Termasuk dalam menggapai
rezeki, selain mengupayakan dengan keikhlasan, bermunajat kepada Alloh swt adalah
penyempurnaannya. (Hal. 93)
Meskipun dalam
kehidupan sekarang muncul pertanyaan, sering dijumpai orang berbuat maksiat
atau kezaliman namun tetap berlimpah kekayaan. Mengapa Alloh mengaruniakan
harta benda dan kemudahan hidup bagi mereka? Jawaban singkatnya adalah, cara
menjemput rezeki dengan cara yang tidak diridhai Alloh, akan menghasilkan
rezeki yang tidak barakah. Rezeki itu tidak mengandung nikmat, melainkan
menjadi sumber bencana bagi pemiliknya suatu saat. Rezeki tersebut tidak akan
memberi manfaat bagi hidupnya, baik dunia maupun akhirat. Kunci dari keberkahan
rezeki adalah dengan memperbanyak amal shalih!
*Penulis
adalah Pustakawan Kodama, Tinggal di Yogyakarta Telp. 085 868 464 260
Langganan:
Postingan (Atom)